Home / Daerah

Senin, 4 Desember 2023 - 16:06 WIB

Menjelang Pemilu 2024, Perempuan Aceh Didorong Melek Politik

Redaksi

BANDA ACEH – KDNINDONESIA | Puluhan perempuan muda dari berbagai komunitas di Kota Banda Aceh mengikuti diskusi bertajuk “Mendalami Peran Perempuan dalam Menyambut Tahun Politik Indonesia” pada Minggu (3/12/2023) di Ivory Cafe Banda Aceh.

Kegiatan bernama One Day One Voice (ODOV) 2023 ini digelar oleh Anggota Forum Aktivis Perempuan Muda (FAMM) Indonesia Perwakilan Aceh yang berkolaborasi dengan Flower Aceh, PMII, LETO dan PKBI Aceh.

FAMM Indonesia mendukung kegiatan ini sebagai bagian dari rangkaian 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan (HAKtP), gerakan global untuk menghapus kekerasan terhadap perempuan dan anak di seluruh dunia.

Febby, perwakilan dari FAMM Indonesia, mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kapasitas perempuan muda untuk berpartisipasi dalam politik. Ia menilai dalam konteks Aceh, perempuan masih menghadapi banyak tantangan, seperti angka kekerasan dan perceraian yang tinggi.

Baca Juga :  UTU Gelar Wisuda ke-XVII Tahun 2024, Luluskan 497 Sarjana

Ia juga menekankan pentingnya memilih pemimpin yang berpihak kepada perempuan dalam pemilu yang akan datang, karena pemimpin yang terpilih akan berdampak pada kebijakan dan kesejahteraan perempuan selama lima tahun ke depan.

“Kami ingin perempuan Aceh memiliki suara dan pengaruh dalam menentukan arah pembangunan di Aceh, khususnya dalam hal perlindungan dan pemenuhan hak-hak perempuan,” jelas Febby.

Zahrul Fadhi, Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran dan Penyelesaian Sengketa Panwaslih Kota Banda Aceh, mengajak perempuan Aceh untuk aktif mengawal dan mengawasi pemilu, agar berlangsung secara adil dan integritas. Pihaknya juga memastikan 30 persen kuota perempuan terpenuhi.

“Kami mengajak perempuan Aceh untuk aktif mengawal dan mengawasi pemilu, perempuan harus mendapatkan hak dan akses yang sama dengan laki-laki di bidang politik, tanpa adanya diskriminasi atau kecurangan,” jelasnya

Zahrul juga mengulas sejarah peran perempuan dalam politik di Aceh, yang telah menunjukkan kemandirian dan ketegasan sejak zaman dahulu seperti kisah Malahayati, Cut Nyak Dhien, dan Sultan Safiatuddin dalam memainkan peran strategis dalam politik.

Baca Juga :  DPRK Aceh Barat Paripurnakan Lima Raqan Usulan Eksekutif 

Fatin, Perwakilan Flower Aceh yang juga anggota FAMM-I menilai ada beberapa hambatan yang dialami perempuan berpartisipasi dalam politik, baik dari faktor internal maupun eksternal. Di antaranya faktor budaya patriarki, kurangnya dukungan keluarga, dan minimnya sumber daya juga menjadi tantangan bagi perempuan untuk berpolitik.

Lanjut Fatin, perempuan Aceh kini lebih banyak daripada laki-laki yang memiliki hak suara. Ia mengajak perempuan Aceh untuk memanfaatkan hak suara mereka dengan bijak pada pemilu 2024 dan memilih pemimpin yang responsif dan progresif terhadap isu-isu perempuan.

“bijaklah dalam menentukan suara kita, kita harus menjadi agen perubahan yang positif untuk Aceh yang lebih baik,” tutup Fatin.

 

 

Share :

Baca Juga

Daerah

Camat Lantik PJ. Geuchik Gampong Alue Rambong dan TPG Gampong Lhok Dalam Serta Kuala Leuge

Daerah

Aceh Barat Gelar Isra’ Mi’raj, Tgk Abrar Zym, Sebagai Penceramah

Daerah

Pemko Langsa bersama bank Aceh Syariah dan PT. Taspen Gelar Sosialisasi Hak dan Kewajiban Wirausaha Bagi ASN Menjelang Purna Bakti

Daerah

T. Nasrudin Sesalkan Aksi Perusakan APK Pemilu Di Aceh Barat 

Daerah

Pj Bupati Buka Sosialisasi Fatwa Hukum Islam Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh

Daerah

Polisi Amankan Satu Unit Ekskavator di Lokasi Tambang Ilegal di Aceh Selatan

Daerah

Upacara Farewell Parade Sertijab Kapolda Aceh Berlangsung Khidmat

Daerah

PT Mifa Bersaudara Kembali Luncurkan Klinik Kesehatan Keliling Tahun 2024 Di Meulaboh