Meulaboh – Dalam rangka meningkatkan nilai tambah produk pertanian, Tim Pengabdian dari Universitas Teuku Umar (UTU) memberikan pelatihan pasca panen dan pengolahan produk berbasis cabai merah kepada petani di Desa Mesjid Tuha, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat.
Langkah ini diharapkan dapat memperlama masa simpan dan meningkatkan nilai tambah cabai merah, serta menjadi solusi ketika harga cabai anjlok di pasar. Hal ini disampaikan Ketua Tim Pengabdian, Agustinur, S.Si, M.Sc, kepada media ini Kamis (05/09/2024)
Selama ini, kata Agustinur, petani di Aceh Barat cenderung menjual komoditas hasil panen dalam bentuk mentah. Hal ini seringkali membuat petani mengalami kerugian, terutama saat harga cabai merah turun drastis akibat pasokan melimpah, khususnya di masa panen raya.
Sementara itu, harga cabai merah biasanya melonjak tinggi menjelang bulan puasa dan hari raya, namun ketergantungan pada harga pasar membuat petani sulit meraih keuntungan stabil, sebut nya.
Agustinur, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari hibah kompetisi nasional yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, Teknologi dan Pengabdian Masyarakat (DRTPM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tahun 2024.
Ia juga menjelaskan b1ahwa Tim yang terdiri atas dosen Fakultas Pertanian UTU ini, yaitu Agustinur, Sumeinika Fitria Lizmah, dan Suci Rahmi, dan mereka menyampaikan materi tentang teknik pasca panen sesuai dengan prinsip Good Handling Practices (GHP), serta pengolahan cabai merah menjadi produk bernilai tambah seperti bubuk cabai dan abon cabai, ucap Agustinur
Disisi lain, Syamsul Rizal, Ketua Kelompok Tani setempat, mengungkapkan bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat karena memberi wawasan baru tentang cara menangani cabai merah setelah panen dan alternatif pengolahan produk. Dengan adanya pendampingan ini, petani diharapkan dapat mengembangkan usaha hilirisasi produk cabai merah untuk meningkatkan kesejahteraan mereka dan mengurangi ketergantungan pada fluktuasi harga pasar, pungkasnya.