BANDA ACEH – KDN IMDONESIA | Direktur FORBINA Aceh, M. Nur, menyoroti pentingnya pemahaman mendalam calon gubernur tentang tantangan investasi di Aceh. Ia mengungkapkan bahwa pada masa pemerintahan Irwandi/Nova, Aceh pernah menargetkan investasi sebesar Rp42 triliun, namun hingga 2021, realisasinya hanya mencapai Rp10,8 triliun. Pada 2024, laporan DPMPTSP Aceh menunjukkan penurunan yang signifikan, dengan realisasi investasi hanya Rp2,36 triliun.
M. Nur menjelaskan bahwa meskipun terdapat investasi dari 18 negara, termasuk Singapura, Malaysia, dan China, ada ketidaksesuaian yang besar antara target dan realisasi. Menurutnya, masalah ini disebabkan oleh sejumlah tantangan seperti konflik lahan, minimnya dukungan masyarakat, dan perizinan yang rumit. Oleh karena itu, calon gubernur seperti Mualem dan Bustami perlu memperhatikan hal ini dan menghindari pola lama yang hanya fokus pada statistik investasi,sebutnya
M. Nur juga menekankan pentingnya kesesuaian investasi dengan tata ruang, penghormatan terhadap hukum adat, serta pembangunan industri pengolahan di Aceh untuk menciptakan lapangan kerja lokal. Menurutnya, tanpa industri yang berkembang di desa-desa, Aceh tidak akan mengalami perubahan ekonomi yang signifikan.
Direktur FORBINA ini akan terus memberikan perhatian khusus dan siap memberikan asistensi kepada pemerintah daerah dan investor agar investasi yang masuk benar-benar memberikan dampak nyata bagi masyarakat Aceh, Demikian M.Nur
(DH)
